Wednesday, March 24, 2010

Untaian Doa itu akan KembaLi pada Kita...

Apa yang sahabat lakukan ketika misalnya sedang dalam perjalanan melihat seorang bapak tua yang tertatih-tatih menarik gerobak sampah, atau melihat nenek-nenek sedang duduk menunggui dagangan serabinya yang mungkin semuanya sudah dingin karena belum juga ada yang laku.

Atau di lain waktu mungkin sahabat juga melihat seorang bapak setengah baya dengan badannya yg kurus kering di tepian jalan raya tengah bekerja memecah batu-batu yang besarnya hampir sama dengan ukuran badannya, atau dengan tidak sengaja mungkin sahabat juga melihat beberapa orang anak yg sedang tidur di pinggiran jalan tanpa selimut apalagi bantal. Ketika melihat semua realita hidup itu apa yang sahabat lakukan?, sementara pada saat itu sahabat sama sekali tak bisa hadir untuk menghampiri mereka.

Ketika itu mungkin sahabat sedang berada jauh dari mereka, berada di dalam bis misalnya, atau sedang boncengan naik motor atau sedang berada di kendaraan mewah ber-AC dan full music. Apa yang bisa kita lakukan dalam kondisi seperti itu??. Menurut hematku hiasilah setiap sudut ruang hati kita dengan untaian doa kebaikan untuk saudara kita, semoga doa-doa yang kita panjatkan akan menjadi bagian dari sedekah untuk mereka jika hati kita ikhlas melakukannya. Ingat kan sahabat? bahwa setiap doa dan ucapan yang kita keluarkan maka akan kembali kepada diri yang bersangkutan. Jadi pada hakikatnya ketika kita memanjatkan doa kebaikan untuk saudara kita maka pada saat itu pula sebenarnya kita sedang mendoakan diri kita sendiri...

Mari kita perbanyak doa untuk saudara dan sahabat kita dimana pun mereka berada baik yang kita kenal maupun tidak. Semoga ALLAH senantiasa menautkan hati-hati kita dengan satu untaian kata yaitu DOA. Aku berdoa semoga semua saudara dan sahabatku selalu berada dalam penjagaan dan perlindungan ALLAH hingga nanti kita kembali kepada-NYA, amiin...


Saturday, March 20, 2010

2 x 30 Menit yang Berarti...

Tulisan ini hadir di tengah-tengah kemunduran yang teramat sangat akan semangat saya dalam belajar menulis. Entah apa yang sedang menggerogoti jiwa ini sehingga semangat menulis bisa terjatuh pada titik terendah. Situasi ini berawal ketika beberapa bulan yang lalu hampir seluruh waktu hidup saya dialokasikan untuk pekerjaan. Pagi, siang, malam, bahkan ketika hari Sabtu dan Minggu pun selalu saya berikan waktu sepenuhnya untuk menyelesaikan pekerjaan kantor yang terus bertambah, sehingga (dengan terpaksa) terabaikanlah hal-hal lain di luar pekerjaan salah satunya ya belajar menulis!. Kesibukan yang sangat dalam pekerjaan tentu saja berkaitan dengan siklus tahunan auditor yang mulai memasuki peak season di kantor sejak bulan Oktober, menjelang tutup buku.

Pada saat itu mungkin saya harus bisa toleran terhadap situasi kehidupan yang menghampiri saya, mau dikata apa, kalau pekerjaan tidak selesai bisa celaka 13 saya!, jadi mau atau tidak mau semua hal di luar pekerjaan harus rela ngantri hingga waktu yang belum bisa ditentukan (pada saat itu) hehehe. Hampir dua bulan lebih lamanya kegiatan belajar menulis terabaikan sehingga ternyata keterampilan dalam mengikat ide (baca: menulis) yang baru saja mulai bertunas perlahan layu dan mengering, hikszz.

Saat ini, setelah saya mengambil sebuah keputusan yang cukup ”berani” terkait dengan masalah pekerjaan sekitar hampir dua bulan yang lalu, saya memiliki waktu luang yang lebih dari cukup, namun entah mengapa semangat menulis justru semakin terjun bebas secara vertikal. Seringkali menulis dan menulis hanya sebatas niat dan rencana dengan realisasinya BIG NULL !!!. Kemudian saya pun membiarkan diri bermain-main dengan kemalasan yang begitu asyiknya mengelilingi saya. Saat itu saya berfikir dipaksa pun tetap tidak akan maksimal hasilnya, dan jadilah selama hampir dua bulan itu saya hanya bisa ”benar-benar” update blog sebanyak tiga kali, bayangkan kawan hanya tiga kali!!?, sebuah pencapaian yang mengecewakan tentu saja buat saya.

Lalu kemarin BW mengantarkan saya pada satu blog seorang kawan yang juga ternyata sedang mengalami permasalahan yang hampir sama dengan saya yaitu jarang update blog, dan salah satu yang membuat saya tergugah adalah pada kata-kata dia yang ini: ”Well.. see, cukup dengan waktu ga sampai 10 menit saya bisa publish tulisan ini..hehe”. Hebatt!!, kemudian saya menyimpulkan bahwa sebenarnya tekad untuk bisa mendisiplinkan diri secara konsisten dalam mengalokasikan waktu untuk menulis yang paling dibutuhkan untuk orang-orang seperti saya. Akhiri segala niat dan rencana dengan tindakan!, sekarang dan sekarang! Hehehe, sepertinya itulah kata-kata yang paling pas untuk saya saat ini, entah nanti ;).

”Well.. see, cukup dengan waktu 2x30 menit saya bisa publish tulisan ini..hehe", hehe lagi...:D

=======================================================


Note 1: Tulisan ini bukan apa-apa dan bahkan sangat biasa, hanya sebagai pembuktian untuk diri saya pribadi bahwa (insyaALLAH) saya bisa jika saya mau dan mau!, jika saya disiplin dan disiplin!!, dan malas itu harus dilawan dan dienyahkan kawan!!!, tak perlu dipelihara apalagi disayang ;).

Note 2: Mohon doanya, salah seorang sahabat kita Mba YangPutri sedang sakit, insyaALLAH katanya besok atau senin sudah akan pulang dari Rumah Sakit.

Friday, March 12, 2010

NgiDaM...


Beberapa hari belakangan ini entah kenapa aku teringat dan terbayang-bayang terus pada salah satu lalap-an favorit aku sejak kecil dulu hingga saat ini, yaitu jenis lalap-an yang berwarna ijo! persis sama pula dengan warna kesukaanku, ijo!!, hidup ijo!!! :D. Lalap-an yang aku maksud itu adalah ”pucuk daun jambu monyet”, hayoo siapa yang tahu dan pernah makan lalapan itu???, acungkan jari nyaaaa!!:D. Aku tebak dari 5 yang membaca mungkin cuma satu atau dua orang yang pernah memakan lalap-an daun jambu monyet itu. Hal ini memang karena keberadaan jenis tumbuhan yang menghasilkan lalap-an itu tidak mudah ditemui di sembarang tempat, tanaman ini hanya bisa tumbuh pada daerah panas dan cenderung berpasir.

Ketika aku kecil dulu, di pekarangan rumahku bagian belakang (orang kampung kami menyebutnya dengan sebutan ”palak”) tumbuh sebatang pohon jambu mete / jambu monyet, dan karena keseringan bermain di bawah sekaligus di atas pohonnya, makanya aku jadi akrab dengan pucuk daun yang berwarna ijo dan menggoda itu;). Nah jadilah sejak itu aku sangat menggemari pucuk daunnya, saking sukanya tak peduli apa pun lauknya ketika aku makan jika ditemani dengan lalapan pucuk daun yang satu ini maka selera makan aku akan bertambah dua kali lipat, dahsyat rek!!!, di samping memang karena aku tipe orang yg sangat suka berbagai jenis lalap-an juga siiy. Dan setiap aku pulang kampung pasti tidak akan pernah melewatkan jenis lalapan yang satu itu, namun sayangnya semakin ke sini tuh pohon semakin sulit untuk ditemukan, hikzzzsss.

Suatu waktu ketika aku pulang kampung dan saat itu sedang SANGAT INGIN SEKALI makan lalapan pucuk daun jambu monyet, namun pohon itu begitu sulitnya ditemukan, sampai-sampai aku berucap di dalam hati: ”jika ada seseorang yang bisa memberitahu aku dimana letak keberadaan pohon jambu monyet yang memiliki pucuk yang rimbun sehingga memudahkan bagi aku mengambil pucuk daunnya untuk lalapan, maka kalau dia cowok single akan aku jadikan suami (dengan catatan: kalau dia sesuai dengan kriteria aku dan jika dia juga suka sama aku tentunya hehehehe), dan kalau dia cewek maka akan aku jadikan adik/kakak/tante/ibu/nenek”.

Dan anehnya setelah berniat seperti itu tak ada satu orang pun yang menyampaikan informasi dimana keberadaan pohon jambu monyet tersebut, ya iyalah kan aku hanya woro-woronya di dalam hati xixixixi, tidak diumumkan ke khalayak ramai hehehe ada ada aja. Alhamdulillah akhirnya pohon tersebut berhasil ditemukan oleh kakakku yang perempuan di pekarangan salah seorang yang tak boleh disebutkan namanya, duh kayak PANSUS aja!, nah berarti niatku yang tadi sudah batal dunk:D. Hingga saat ini setiap aku pulang kampung aku selalu meminta pucuk daun jambu monyet ke rumah orang itu, kenapa meminta? karena kalau aku ingin membeli pun pasti yang punya tidak mau menerima karena memang mereka tidak memperjualbelikan pucuknya.

Naah beberapa waktu belakangan ini aku tengah diserang ”keinginan yang sangat” atau NgiDaM untuk menyantap lalap-an pucuk daun jambu monyet itu. Aku cari ke swalayan gak nemu, coba cari di pasar tradisional juga gak bersua, tanya ke abang-abang tukang sayur yang lewat di depan kosan, dia bilang jarang sekali ada, dan kalau pun ada kebanyakan sudah layu dan hitam warnanya, hiks huaaaaaaaa, tinggallah aku harus menahan perasaan NgiDaM ini seorang diri *hehehe lebay deh...

Anda sendiri apakah suka lalap-an?, apa jenis lalapan favorit anda, apakah sama dengan aku?. Mari kita saling betukar lalap-an, eh salah bertukar cerita tentang lalapan maksudnya :p


Gambar diambil dari sini

Monday, March 01, 2010

Sepuluh Sifat Baik


Alhamdulillah, pada hari Kamis tanggal 25 Februari kemarin saya menerima kiriman buku dari Surabaya, dari seorang Pakdhe yang sangat baik hati;), siapa lagi kalau bukan Pakdhe Cholik. Terima kasih ya Pakdhe, bukunya sudah saya terima dan sebagian besar isinya sudah saya lahap;).

Lalu bagaimana ceritanya buku itu bisa sampai ke tangan saya?. Jadi ceritanya begini, pada tanggal 19 Feb 2010 Pakdhe mengundang saya untuk berpartisipasi dalam acara Tumpengan Milad dalam rangka menyambut Hari Ultah Budhe yang jatuh pada tanggal 20 Februari 2010. Kemudian saat itu juga saya pun langsung menuju ke TKP dan mencoba berpartisipasi semampu saya, eh tak disangka dan tak diduga alhamdulillah ternyata besoknya Pakdhe memberitahu kalau saya termasuk salah satu yang beruntung pada postingan Tali Asih Milad, dan mendapatkan sebuah buku yang berjudul seperti gambar di atas: Berjuta Berkah Karena Sedekah.

Nah karena saya belum berani menulis resensi sebuah buku (belum PD!), maka saya mencoba merangkum saja salah satu bacaan yang ada di dalam buku tersebut, yaitu yang terdapat pada halaman 119 yang berjudul: ”Sepuluh Sifat Baik”. mudah-mudahan ada manfaat yang bisa diambil dari resume singkat ini.

Ada sepuluh sifat baik. Jika sifat baik ini dilakukan seorang hamba, ia akan mencapai derajat orang-orang shalihin dan memperoleh kemuliaan di dunia dan akhirat, yaitu:
1). memperbanyak sedekah;
2). banyak membaca AlQuran. Rasulullah SAW bersabda mengenai keutamaan membaca AlQuran: ”Bacalah AlQuran karena ia akan datang sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat” (HR Muslim);
3). berkumpul bersama orang-orang yang selalu mengingat akhirat, sehingga kita tidak berharap secara berlebihan kepada dunia;
4). memperbanyak silaturrahim. Rasulullah SAW bersabda tentang keutamaan silaturrahim tersebut: ”Barangsiapa yang senang jika rizkinya diluaskan dan ditangguhkan ajalnya, hendaklah ia bertaqwa kepada ALLAH dan menyambung tali silaturrahim” (HR Muslim);
5). menjenguk orang sakit. Rasululah SAW bersabda: ”Barangsiapa menjenguk orang sakit, berarti ia senantiasa berada dalam kebun surga sampai kembali pulang” (HR Muslim);
6). sedikit bergaul dengan orang-orang kaya yang selalu sibuk dengan kekayaan dan lupa dengan akhirat;
7). banyak memikirkan dimanakah tempatnya setelah meninggal besok;
8). banyak mengingat mati dan sedikit berangan-angan. Rasulullah SAW bersabda: ”Orang cerdas adalah yang selalu mengoreksi dan mempersiapkan diri dengan banyak amalan untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang bodoh yaitu yang selalu mengikuti hawa nafsu dan banyak berangan-angan”. (HR Ahmad);
9). banyak diam dan sedikit berbicara;
10).tawadhu’ (rendah hati), memakai pakaian yang sederhana, mencintai fakir miskin dan bergaul dengan mereka, mendekati anak yatim dan mengusap rambut mereka (Tanbiihul Ghaafilin, 252).

Demikian itulah Sepuluh Sifat Baik yang jika kita amalkan maka insyaALLAH akan mendatangkan kemuliaan di dunia dan di akhirat kelak, amiin.
Melalui tulisan ini sekali lagi saya ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Pakdhe dan Budhe. Semoga keberkahan dan kemuliaan selalu menaungi kehidupan Beliau berdua dan keluarga, amiin.


NB: Maaf ya Pakdhe dan kawan2, baru bisa berbagi ilmu dari buku yang aku dapat hari ini, entah kenapa belakangan ini semangat ngeblog aku sedang menurun hiks hiks hiks:(:(...


LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin